Mengutip kata-kata Peter Kropotkin, anarkisme adalah “sistem sosialisme tanpa pemerintahan.” (Kropotkin’s Revolutionary Pamphlets, hal. 46). Dalam kata lain, “penghapusan eksploitasi dan penindasan yang dilakukan orang terhadap sesamanya, yaitu penghapusan hak milik pribadi (contohnya kapitalisme) dan pemerintah.” (Errico Malatesta, “Towards Anarchism, “ dalam Man), M. Graham (Ed), hal. 75)
Oleh karena itu anarkisme adalah teori politik yang bertujuan menciptakan masyarakat tanpa hierarki social, politik, dan ekonomi. Kaum anarkis mempertahankan pendapat bahwa anarki, ketiadaan peraturan, merupakan suatu bentuk yang dapat berlangsung dalam masyarakat dan juga bekerja untuk memaksimalkan kebebasan individu dan kesetaraan sosial. Mereka melihat bahwa tujuan kebebasan dan persamaan dukungan diri secara bersama-sama. Atau dalam diktum Bakunin yang terkenal :
“Kami diyakinkan bahwa kemerdekaan tanpa sosialisme merupakan sesuatu yang tidak adil dan memberikan hak istimewa kepada orang tertentu, dan bahwa sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan brutalitas.” (The Political Philosophy of Bakunin, hal 269)
Sejarah masyarakat manusia membuktikan hal ini. Kebebasan tanpa kesetaraan hanyalah kebebasan bagi yang berkuasa dan kesetaraan tanpa kebebasan adalah hal yang tidak mungkin serta justifikasi bagi perbudakan.
Meski ada banyak tipe anarkisme yang berbeda (dari anarkisme individualis sampai anarkisme komunis), selalu ada dua posisi yang umum pada inti kesemuanya—perlawanan terhadap pemerintah dan kapitalisme. Dalam kata-kata seorang anarkis individualis, Benjamin Tucker, anarkisme menuntut “penghapusan negara dan riba; tak ada lagi pemerintahan orang terhadap orang, dan tak ada lagi ekploitasi yang dilakukan orang terhadap sesamanya.” (disebutkan dalam Native American Anarchism - A Study of Left-wing American Individualism oleh, Eunice Schuster, hal 140) Semua kaum anarkis memandang profit, kepentingan, dan pinjaman sebagai riba (contoh seperti eksploitasi) dan juga melawannya termasuk kondisi yang menciptakannya, sama seperti melawan pemerintah dan negara.
Lebih umum lagi, dalam kalimat L. Susan Brown, “penyatuan rantai” dalam anarkisme “merupakan suatu penghukuman universal terhadap hierarki dan dominasi, serta kerelaan untuk berjuang demi kebebasan individual manusia.” (The Politcs of Individualism, hal 108) Bagi kaum anarkis, seseorang tidak dapat bebas jika mereka tunduk pada kekuasaan negara atau kapitalis.
Jadi anarkisme adalah teori politik yang membela penciptaan anarki, suatu masyarakat yang didasarkan pada ungkapan “tanpa peraturan”. Untuk mencapai hal ini,”bersama dengan semua sosialis, kaum anarkis berpendapat bahwa kepemilikan pribadi terhadap tanah, kapital, dan mesin telah memiliki masanya, dan akan berakhir: dan semua kebutuhan produksi harus, serta akan, menjadi milik bersama masyarakat, dan diatur bersama demi produksi kesejahteraan. Dan … mereka mempertahankan pendapat bahwa cita-cita pengaturan politik masyarakat adalah suatu kondisi di mana peran perintah dikurangi sampai ke titik minimum… (dan ) bahwa tujuan berama masyarakat adalah pengurangan peran pemerintah sampai habis—yaitu, menuju masyarakat tanpa pemerintah, menuju anarki.” (Peter Kropotkin, op.cit., hal 46)
Jadi anarkisme bisa berarti positif dan negatif. Anarkisme menganalisa dan mengkritik masyarakat saat ini sementara di saat yang sama menawarkan suatu pandangan mengenai masyarakat baru yang potensial—suatu masyarakat yang memaksimalkan kebutuhan tertentu manusia yang saat ini diingkari. Kebutuhan-kebutuhan ini, yang paling dasar, adalah kebebasan, persamaan, dan solidaritas.
Anarkisme menyatukan analisa kritis dengan harapan, karena seperti yang ditunjukkan Bakunin, “Dorongan menghancurkan adalah dorongan untuk menciptakan”. Seseorang tidak dapat membangun masyarakat yang lebih baik tanpa memahami apa yang salah dengan masyarakat sekarang.
TENTANG ANARKISME (Bagian I):