DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PEREMPUAN

Globalisasi, kata ini sering didengung-dengungkan, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut tercantum makna hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dalam perdagangan. Tidak boleh ada lagi proteksi, ataupun monopoli.

Dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.

Yang sering dilupakan adalah proses pengintegrasian ekonomi satu negara ke dalam ekonomi dunia, akan berimplikasi terhadap kehidupan rakyat banyak.

Logika yang selalu didengungkan oleh para penganut pasar bebas, bahwa dalam proses ini akan dicapai satu perolehan yang adil. Benarkah begitu ?

Seorang ahli ekonomi bernama Torado mengatakan, bahwa sama halnya dengan pasar bebas, perdagangan bebas lebih ada dalam teori ketimbang dalam praktek.

Dari sana kita bisa melihat negara berkembang harus berhadapan dengan bisnis internasional yang seringkali berbuah ketidakadilan, dan ini berdampak terhadap perempuan.

Teori perdagangan bebas mengabaikan adanya perbedaan yang besar dalam kemajuan teknologi, ini mengakibatkan produk-produk tenun yang biasa dikerjakan oleh para perempuan, yang biasa dihasilkan dari pewarna alami, dan kapas alami, harus bersaing dengan teknologi dari berbagai jenis mesin, pewarna kimia ( buatan ), kapas sintetik, belum lagi jika motif tradisional dari kain-kain tersebut diambil lalu dipatenkan.

Mereka para pengrajin dan penenun, dua bidang yang banyak dikerjakan perempuaan di berbagai daerah seperti di Sumba, Flores, dan lain sebagainya, tidak lagi bisa bersaing dengan teknologi.

Asumsi lain dari penganut perdagangan bebas adalah preferensi dan cita rasa konsumen dianggap tetap. Kenyataannya ? Selera konsumen sangat dipengaruhi oleh iklan, satu mata rantai yang sangat berperan dalam masuknya cita satu barang. Baik itu Coca-Cola, Mc Donald, dan lain-lain. Dapat diperkirakan lebih dari 90% dari semua iklan dibiayai oleh perusahaan asing. Dan kalau kita tanya lagi siapa target utama dari pengiklanan ini ??? Kita bisa katakan adalah perempuan. Mengapa ???

Banyak alasan, antara lain perempuan selain sebagai pekerja, merekapun berada sebagai pengatur keuangan dalam keluarga.

Iklan-iklan yang dibiayain oleh perusahaan-perusahaan asing ini, menargetkan perempuaan sebagai tujuan utamanya. Mulai dari iklan kecantikan ( kulit harus tampak putih, tubuh harus terlihat langsing ). Dan disebarkanlah berbagai mitos. Kalau ingin rambut hitam panjang harus memakai produk shampoo ini atau shampoo itu. Di daerah pedesaan, iklan pemakaian peptisida juga digembar-gemborkan. Jadilah perempuan, petani, dan anak-anak terkena dampak dari racun peptisida tersebut. Yang pada akhirnya mempengaruhi utang, para tenaga kerja wanita pun memasukan keuntungan untuk devisa negara.

Jadi perempuan menjadi target pemasukan, dengan dibukanya lintas penjualan jasa...

Pertanyaannya, adakah perlindungan diberikan ???

Ditulis oleh: A.K.A Kapitalis
Dalam sebuah postingan catatan di Facebook tertanggal 11 Januari 2012
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...